Thursday, September 21, 2017
Biografi - Giuseppe Verdi
Giuseppe Verdi adalah seorang
komponis Italia yang dikenal dengan beberapa opera, termasuk La Traviata dan
Aida.
KATA BIJAK
"Saya menyukai seni ...
ketika saya sendirian dengan catatan saya, jantung saya berdetak dan air mata
mengalir dari mata saya, dan emosi dan kegembiraan saya terlalu berat untuk
ditanggung."
-Giuseppe Verdi
Ringkasan
Giuseppe Verdi lahir di Italia
pada tahun 1813, sebelum penyatuan Italia. Verdi menghasilkan banyak opera
sukses, termasuk La Traviata, Falstaff dan Aida, dan dikenal karena keahliannya
dalam menciptakan melodi dan penggunaan efek teatrikalnya. Selain itu,
penolakannya terhadap opera Italia tradisional untuk adegan terpadu dan
tindakan terpadu membuatnya mendapatkan ketenaran. Verdi meninggal pada 27
Januari 1901, di Milan, Italia.
Masa muda
Komponis terkenal Giuseppe Verdi
lahir Giuseppe Fortunino Francesco Verdi pada tanggal 9 atau 10 Oktober 1813,
di komunitas Le Roncole, dekat Busseto di provinsi Parma, Italia. Ibunya,
Luigia Uttini, bekerja sebagai pemintal, dan ayahnya, Carlo Giuseppe Verdi,
mencari nafkah sebagai inkeeper lokal.
Verdi pertama kali mengembangkan
bakat musik di usia muda, setelah pindah dengan keluarganya dari Le Roncole ke
kota tetangga Busseto. Di sana, ia mulai belajar komposisi musik. Pada tahun
1832, Verdi mengajukan permohonan untuk masuk Konservatori Milan, namun ditolak
karena usianya. Selanjutnya, ia mulai belajar di bawah Vincenzo Lavigna,
komposer terkenal asal Milan.
'Oberto' dan Family Tragedy
Verdi memulai karirnya di
industri musik Italia pada tahun 1833, saat ia dipekerjakan sebagai penghubung
di Philharmonic Society di Busseto. Selain menyusun, ia mencari nafkah sebagai
organis sekitar saat ini. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1836, Verdi menikahi
Margherita Barezzi, putri seorang teman, Antonio Barezzi.
Pada tahun 1838, pada usia 25,
Verdi kembali ke Milan, di mana ia menyelesaikan opera pertamanya, Oberto, pada
tahun 1839, dengan bantuan sesama musisi Giulio Ricordi; produksi perdana opera
diadakan di La Scala, sebuah gedung opera di Milan. Saat bekerja di Oberto,
sang komponis mengalami apa yang menjadi tragedi pertama dari banyak tragedi
pribadi: Anak pertama dan Margherita, anak perempuan Virginia Maria Luigia
Verdi (lahir pada bulan Maret 1837), meninggal pada masa bayi pada tanggal 12
Agustus 1838; Baru satu tahun kemudian, pada bulan Oktober 1839, anak kedua
pasangan tersebut, putra Verdi Icilio Romano Verdi (lahir pada bulan Juli
1838), meninggal, juga saat masih bayi.
Verdi mengikuti Oberto dengan
komik opera Un giorno di regno, yang ditayangkan perdana di Milan pada bulan
September 1840, di Teatro alla Scala. Tidak seperti Oberto, opera kedua Verdi
tidak diterima dengan baik oleh khalayak atau kritikus. Membuat pengalaman
menjadi lebih buruk bagi musisi muda, debut Un giorno di regno sangat dibayangi
oleh kematian istrinya, Margherita, pada tanggal 18 Juni 1840, pada usia 26.
Earning Wide Acclaim
Dispirited oleh hilangnya
keluarganya, Verdi memasuki tahun 1840-an berkecil hati, berjuang untuk
menemukan inspirasi untuk terus menciptakan musik. Dia segera menemukan penghiburan
dalam pekerjaannya, namun dengan menulis dua opera baru empat bagian pada tahun
1842 dan '43, Nabucco dan I Lombardi alla Prima Crociata (paling dikenal hanya
sebagai I Lombardi). Kedua potongan tersebut menghasilkan komposer dalam jumlah
besar. Selanjutnya, Verdi memegang reputasi penting di teater opera Italia dan
kemudian, di lokasi politik negara itu juga. Ia dikenal karena keahliannya
dalam menciptakan melodi dan penggunaan efek teatrikalnya. Penolakannya
terhadap opera Italia tradisional untuk adegan terpadu dan tindakan terpadu
hanya menambah ketenarannya.
Untuk sisa tahun 1840an, dan
melalui tahun 1850an, 60an dan 70an, Verdi terus meraih kesuksesan dan
ketenaran. Terdiri dari seri opera yang populer sepanjang dekade ini adalah
Rigoletto (1851), Il trovatore (1853), La traviata (1853), Don Carlos (1867)
dan Aida, yang ditayangkan perdana di Gedung Opera Kairo pada tahun 1871. Empat
tahun kemudian, pada tahun 1874 , Verdi menyelesaikan Messa da Requiem (paling
dikenal hanya sebagai Requiem), yang dimaksudkan untuk menjadi komposisi
terakhirnya. Dia segera pensiun setelahnya.
Pekerjaan Akhir
Meskipun rencana pensiunnya, pada
pertengahan tahun 1880-an, melalui sebuah koneksi yang diprakarsai oleh teman
lama Giulio Ricordi, Verdi berkolaborasi dengan komposer dan novelis Arrigo
Boito (juga dikenal sebagai Enrico Giuseppe Giovanni Boito) untuk menyelesaikan
Otello. Selesai pada tahun 1886, opera empat tindakan ini pertama kali
dipentaskan di Teatro de Scala di Milan pada tanggal 5 Februari 1887. Awalnya
bertemu dengan pujian yang luar biasa di seluruh Eropa, opera yang berbasis
pada drama William Shakespeare Othello - tetap dianggap sebagai satu. dari
opera terbesar sepanjang masa.
Tidak pernah ada yang bisa
bertahan dengan kemenangannya, bahkan di usia tuanya, Verdi mengikuti
kesuksesan Otello dengan Falstaff, sebuah kolaborasi lagi dengan Boito. Selesai
pada tahun 1890, ketika Verdi berusia akhir 70an, Falstaff - sebuah adaptasi
komedi dari Shakespeare yang memainkan The Merry Wives of Windsor dan Henry IV,
dan terdiri dari tiga tindakan - memulai debutnya di La Scala di Milan pada
tanggal 9 Februari 1893. Seperti Othello, Reaksi awal terhadap Falstaff, pada
umumnya, sangat positif, dan opera terus mendapat kabar baik hari ini.
Kematian dan Warisan
Giuseppe Verdi meninggal pada 27
Januari 1901, di Milan, Italia.
Menyusun lebih dari 25 opera
sepanjang karirnya, Verdi terus dianggap hari ini sebagai salah satu komposer
terbesar sepanjang sejarah. Selanjutnya, karya-karyanya dilaporkan telah
dilakukan lebih banyak daripada pemain lain di seluruh dunia.
Biografi - Franz Liszt
Franz Liszt adalah seorang pianis dan komposer Hungaria yang memiliki pengaruh dan orisinalitas yang luar biasa. Dia terkenal di Eropa selama gerakan Romantis.
KATA BIJAK
"Seseorang dengan kualitas mental memiliki gagasan sendiri. Ini adalah akal sehat. "
-Franz Liszt
Ringkasan
Franz Liszt lahir pada tanggal 22 Oktober 1811, di Raiding, Hungaria [sekarang Merampok, Austria]. Ayahnya, seorang instrumentalis, mengajarinya untuk bermain piano. Pada saat Liszt berusia 9 tahun, dia tampil di ruang konser. Sebagai orang dewasa, ia melakukan tur secara ekstensif ke seluruh Eropa. Dia berselingkuh dan anak-anak dengan Marie dÃAgoult, dan kemudian tinggal dengan Putri Carolyne zu Sayn-Wittgenstein. Dengan kematiannya, ia telah menulis lebih dari 700 komposisi.
Masa muda
Franz Liszt, salah satu tokoh paling mengesankan dalam semua sejarah musik, lahir pada tanggal 22 Oktober 1811, di Raiding, Hungaria. Ayahnya, Adam, memainkan cello, serta beberapa instrumen lainnya, dan dengan penuh semangat mengajarkan Franz cara bermain piano. Pada usia 6 tahun, Liszt muda dikenali sebagai anak ajaib; Pada usia 8 tahun, dia menulis karya-karya dasar; dan pada usia 9, dia tampil di konser. Ayahnya bekerja sebagai sekretaris Pangeran Nicholas Esterhazy, dan setelah anak laki-laki itu bermain untuk sekelompok sponsor kaya, dia meminta sang pangeran untuk cuti panjang sehingga dia bisa mencurahkan waktunya untuk memperkaya pendidikan musik anaknya.
Ayah dan anak pergi ke Wina, dan Antonio Salieri, saingan lama Mozart, dengan cepat menjadi pendukung kejeniusan Liszt. Setelah mendengar anak laki-laki itu bermain di rumah pribadi, dia menawarkan untuk melatihnya dalam komposisi secara gratis. Selama beberapa bulan, pianis muda itu mengadakan pertunjukan untuk para musisi dan raja. Bakatnya yang paling mengesankan adalah kemampuannya yang luar biasa untuk berimprovisasi komposisi asli dari melodi yang disarankan oleh anggota audiens. Pada usia 12, Liszt bepergian dengan ayahnya ke Paris untuk mencari masuk ke Konservatorium Paris. Dewan penerimaan menolaknya di sebuah sekolah dengan alasan dia orang asing. Ayahnya, yang telah ditentukan, berpaling kepada Ferdinando Paer untuk mengajari anaknya komposisi lanjutan. Pada saat inilah Liszt menulis operan pertamanya dan satu-satunya, Don Sanche.
Pada tahun 1826, Adam Liszt meninggal dunia. Acara ini terbukti sangat traumatis bagi Franz Liszt yang berusia 15 tahun, dan mengharuskan dia berbagi apartemen Paris satu kamar mereka dengan ibunya. Pada tahun-tahun berikutnya, Franz Liszt kehilangan minat pada musik sampai tingkat tertentu sehingga dia mulai mempertanyakan profesinya. Dia berpaling dari pertunjukan dan mulai membaca deras, menggali buku tentang topik seni dan agama. Apa yang dia baca selama waktu itu akan sangat mempengaruhi karya musiknya nanti.
Karir Musik
Pada tahun 1833, pada usia 22, Liszt bertemu dengan Comtesse Marie d'Agoult. Terinspirasi oleh cinta dan alam, ia menyusun beberapa tayangan pedesaan Swiss di "Album d'un voyageur," yang kemudian akan muncul sebagai "Années de Pèlerinage" ("Years of Ziarah"). Pada tahun 1834, Liszt memulai debutnya dengan komposisi piano "Harmonies poétiques et religieuses" dan satu set tiga "Apparitions."
Diperkuat oleh karya baru dan beberapa pertunjukan publik, Liszt mulai membawa Eropa ke arah badai. Reputasinya semakin diperkuat oleh fakta bahwa dia menyerahkan banyak konsernya untuk amal dan kegiatan kemanusiaan. Misalnya, ketika pada tahun 1842 dia mengetahui tentang Great Fire of Hamburg, yang telah menghancurkan sebagian besar kota, dia memberikan konser untuk menciptakan bantuan bagi ribuan tunawisma. Pada tingkat pribadi, bagaimanapun, masalah kurang dari yang mulia bagi Liszt. Hubungannya dengan Marie d'Agoult, yang pada saat itu menghasilkan tiga anak, akhirnya berakhir. Pada 1847, sementara di Kiev, Liszt bertemu dengan Putri Carolyne zu Sayn-Wittgenstein. Pengaruhnya terhadapnya sangat dramatis; dia mendorongnya untuk berhenti tur dan, sebaliknya, mengajar dan menulis, jadi dia bisa memiliki kehidupan yang lebih domestik dengannya. Liszt memberikan konser terakhirnya untuk membayar di Elisavetgrad pada bulan September, dan kemudian menghabiskan musim dingin bersama sang putri di perkebunannya di Woronince.
Tahun berikutnya, pasangan itu pindah ke Weimar, Jerman, dan Liszt mulai berkonsentrasi pada misi yang lebih tinggi - penciptaan bentuk musik baru. Prestasinya yang paling terkenal selama ini adalah penciptaan apa yang akan dikenal sebagai puisi simfoni, sejenis potongan musik orkestra yang menggambarkan atau membangkitkan sebuah puisi, cerita, lukisan, atau sumber nonmusikal lainnya. Estetis, puisi simfoni dalam beberapa hal berhubungan dengan opera; itu tidak dinyanyikan, tapi itu menyatukan musik dan drama. Karya baru Liszt mengilhami murid-murid yang bersemangat untuk mencari bimbingannya. Selama 10 tahun berikutnya, karya radikal dan inovatif Liszt menemukan jalan mereka ke aula konser di Eropa, memenangkan pengikut setia dan musuh kekerasan.
Tahun kemudian
Dekade yang diikuti adalah pertandingan yang sulit bagi Liszt. Pada bulan Desember 1859, dia kehilangan Daniel anaknya, dan pada bulan September 1862, putrinya Blandine juga meninggal. Pada tahun 1860, salah satu saingan Liszt, Johannes Brahms, menerbitkan sebuah manifesto untuknya dan komponis modern, hanya satu bab tentang apa yang kemudian dikenal sebagai Perang Kaum Romantik. Pada tahun yang sama, Liszt dan Carolyne berusaha untuk menikah di Roma, namun pada malam pernikahan mereka, rencana mereka digagalkan karena surat cerainya tidak lengkap. Dengan putus asa, Liszt bersumpah untuk menjalani kehidupan yang lebih soliter, dan pada tahun 1863 pindah ke sebuah apartemen kecil dan mendasar di biara Madonna del Rosario, tepat di luar Roma.
Pada tahun 1865, Liszt menerima tonure, potongan rambut tradisional yang dipelihara oleh biarawan selama masa itu, dan sejak saat itu kadang disebut "the Abbé Liszt." Pada tanggal 31 Juli 1865, dia menerima empat perintah minor di Gereja Katolik. Dia melanjutkan, bagaimanapun, untuk mengerjakan komposisi baru, dan di tahun-tahun berikutnya, dia mendirikan Royal National Hungarian Academy of Music di Budapest. Karya Liszt di tahun-tahun terakhirnya lebih sederhana, namun lebih ekstrem dalam harmoni.
Biografi - Johannes Brahms
Johannes Brahms adalah seorang
komponis dan pianis asal Jerman yang menulis simfoni, concerti, musik kamar,
karya piano, dan komposisi paduan suara.
KATA BIJAK
"Tidak sulit untuk ditulis,
tapi yang sangat sulit adalah meninggalkan catatan tak berguna di bawah
meja."
-Johannes Brahms
Ringkasan
Lahir di Hamburg, Jerman, pada
tanggal 7 Mei 1833, Brahms adalah master besar simfoni dan sonata pada paruh
kedua abad ke-19. Dia dapat dipandang sebagai protagonis tradisi Klasik Joseph
Haydn, Mozart, dan Beethoven.
Tahun-tahun awal
Secara luas dianggap sebagai
komposer terbesar abad ke-19 dan salah satu musisi terkemuka era Romantik,
Johannes Brahms lahir pada tanggal 7 Mei 1833 di Hamburg, Jerman.
Dia adalah anak ketiga dari tiga
anak Johanna Henrika Christiane Nissen dan Johann Jakob Brahms. Musik
diperkenalkan pada kehidupannya sejak usia dini. Ayahnya adalah seorang bassist
ganda di Hamburg Philharmonic Society, dan anak-anak muda Brahms mulai bermain
piano pada usia tujuh tahun.
Pada saat dia masih remaja,
Brahms sudah seorang musisi berprestasi, dan dia menggunakan bakatnya untuk
mendapatkan uang di penginapan lokal, di rumah pelacuran dan di sepanjang
dermaga kota untuk memudahkan kondisi keuangan keluarganya yang seringkali
ketat.
Pada tahun 1853 Brahms
diperkenalkan dengan komposer terkenal Jerman dan kritikus musik Robert
Schumann. Kedua pria itu dengan cepat tumbuh dekat, dengan Schumann melihat
harapan sahabatnya yang lebih besar untuk masa depan musik. Dia menjuluki
Brahms sebagai seorang jenius dan memuji "elang muda" secara terbuka
di sebuah artikel terkenal. Kata-kata baik dengan cepat membuat komposer muda
itu menjadi entitas yang dikenal di dunia musik.
Tapi dunia musik ini juga berada
di persimpangan jalan. Komponis modernis seperti Franz Liszt dan Richard
Wagner, wajah-wajah terkemuka "Sekolah Jerman Baru" menegur lebih
banyak suara tradisional Schumann. Suara mereka berasal dari struktur organik dan
kebebasan harmonis, menarik dari literatur untuk mendapatkan inspirasi.
Bagi Schumann dan akhirnya
Brahms, suara baru ini adalah kegemaran belaka dan meniadakan jenius komposer
seperti Johann Sebastian Bach dan Ludwig van Beethoven.
Pada tahun 1854 Schumann jatuh sakit.
Sebagai pertanda persahabatannya yang erat dengan mentor dan keluarganya,
Brahms membantu istri Schumann, Clara, dengan mengurus urusan rumah tangganya.
Sejarawan musik percaya bahwa Brahms segera jatuh cinta pada Clara, meskipun
dia sepertinya tidak membalas kekagumannya. Bahkan setelah kematian Schumann di
tahun 1856, keduanya tetap berteman.
Selama beberapa tahun berikutnya,
Brahms memegang beberapa jabatan berbeda, termasuk konduktor paduan suara
wanita di Hamburg, yang diangkat pada tahun 1859. Dia juga terus menulis
musiknya sendiri. Keluarnya termasuk "String Sextet di B-flat Major"
dan "Piano Concerto No. 1 di D Minor."
Hidup di Wina
Pada awal 1860-an Brahms
melakukan kunjungan pertamanya ke Wina, dan pada tahun 1863 ia diangkat sebagai
direktur Singakademie, sebuah kelompok paduan suara, di mana ia berkonsentrasi
pada karya cappella historis dan modern.
Brahms, sebagian besar, menikmati
kesuksesan di Wina. Pada awal 1870-an ia adalah konduktor utama Society of
Friends of Music. Dia juga mengarahkan Vienna Philharmonic Orchestra selama
tiga musim.
Pekerjaannya sendiri juga
berlanjut. Pada tahun 1868, setelah kematian ibunya, dia menyelesaikan "A
German Requiem," sebuah komposisi yang didasarkan pada teks-teks Alkitab
dan sering disebut-sebut sebagai salah satu potongan paling penting dari musik
paduan suara yang dibuat pada abad ke-19. Bagian berlapis banyak menyatukan
paduan suara campuran, suara solo dan orkestra lengkap.
Sumbangan Brahms juga menyentuh
tanah yang terang. Komposisinya dari periode ini termasuk waltz dan dua jilid
"Hungarian Dances" untuk duet piano.
Kehidupan pribadi
Brahms tidak pernah menikah.
Setelah usahanya yang gagal membuat Clara Schumann menjadi kekasihnya, Brahms
terus memiliki serangkaian hubungan yang kecil. Mereka berselingkuh dengan
Agathe von Siebold pada tahun 1858, yang dengan cepat dia, karena alasan yang
tidak pernah benar-benar mengerti, mundur dari.
Sepertinya Brahms jatuh cinta
dengan mudah. Satu akun membuatnya harus menolak memberi les piano karena daya
tariknya padanya.
Tahun kemudian
Yang keras kepala dan tanpa
kompromi, Brahms juga dikenal kasar dan sarkastik dengan orang dewasa. Dengan
anak-anak, dia menunjukkan sisi yang lebih lembut, sering membagikan permen
penny kepada anak-anak yang dia temui di lingkungannya di Wina. Ia juga
menikmati alam dan sering berjalan-jalan di hutan.
Brahms tinggal di Wina selama
sisa hidupnya. Summers menemukannya bepergian secara meluas ke seluruh Eropa,
sementara tur konser juga membawanya ke jalan juga. Selama pertunjukan ini,
Brahms melakukan atau melakukan secara ketat materinya sendiri.
Kekayaan komposisi baginya untuk
menarik dari terus tumbuh di tahun 1880-an dan 90-an. Karyanya termasuk
"Double Concerto in A Minor," "Piano Trio No. 3 di C Minor"
dan "Violin Sonata in D Minor." Sebagai tambahan, ia menyelesaikan
"String Quintet in F Major" dan "String Quintet in G
Major."
Selama dekade terakhir, Brahms
menulis beberapa potongan musik chamberet, bekerja sama dengan ahli klarinet
Richard Muhlfeld untuk membawakan lagu-lagu yang mencakup "Trio untuk
Clarinet, Cello dan Piano," dan juga "Quintet for Clarinet and
Strings."
Tahun-tahun belakangan ini bagi
sang komposer, dia bisa menjalani hidup yang nyaman. Musiknya, sejak tahun
1860, telah terjual dengan baik, dan Brahms, yang jauh dari flamboyan atau
berlebihan, menjalani kehidupan yang hemat di apartemennya yang sederhana.
Seorang investor yang cerdik, Brahms melakukannya dengan baik di pasar saham.
Kekayaannya, bagaimanapun, disaingi oleh kemurahan hatinya, karena Brahms
sering memberi uang kepada teman dan siswa musik muda.
Komitmen Brahms terhadap
keahliannya menunjukkan bahwa dia perfeksionis. Dia sering menghancurkan barang
jadi yang dianggapnya tidak layak, termasuk sekitar 20 kuartet string. Pada
tahun 1890 Brahms mengklaim bahwa dia menyerah menulis, namun pendiriannya
berumur pendek, dan tak lama kemudian dia kembali lagi.
Selama tahun-tahun terakhirnya,
Brahms menyelesaikan "Vier ernste Gesange," yang mulai bekerja dari
Alkitab Ibrani dan Perjanjian Baru. Itu adalah bagian yang mengungkapkan
komposer, memberatkan apa yang ditemukan di bumi dan merangkul kematian sebagai
kelegaan dari kelebihan dan kesengsaraan material dunia.
Brahms sendiri pasti sudah mati
dalam pikirannya. Pada tanggal 20 Mei 1896, teman lamanya Clara Schumann
meninggal dunia setelah beberapa tahun mengalami masalah kesehatan. Sekitar
saat ini, kesehatan Brahms sendiri mulai memburuk. Dokter menemukan bahwa hatinya
dalam kondisi buruk. Brahms memberikan penampilan terakhirnya pada bulan Maret
1897 di Wina. Dia meninggal sebulan kemudian, pada tanggal 3 April 1897, dari
komplikasi akibat kanker.
Biografi - Fryderyk Franciszek Chopin
Musik senantiasa berkumandang
dalam rumah Chopin, dan orang tua Frédéric merasa sedih ketika melihat bayi
laki-laki mereka menangis tatkala mendengar suara nyanyian atau permainan piano
dan alat musik lainnya. Mereka mengira ia membenci musik; namun suatu hari
ketika ia menaiki piano dan dengan jari-jari mungilnya menekan beberapa nada,
mereka mengerti dengan tawa dan air mata bahwa putra mereka itu menangis karena
sukacita. Tak heran jika Frédéric Chopin tumbuh dewasa menjadi “penyair piano.”
Dengan pendirian yang sangat teguh, hampir semua yang dia ciptakan adalah untuk
dimainkan dengan piano. Ia menciptakan dunianya sendiri yang unik berkenaan
dengan kesemarakan bunyi.
Chopin menghabiskan setengah dari
kehidupannya yang singkat di Polandia dan setengahnya lagi di Paris. Seperti
halnya banyak anak muda cerdas lainnya, ia mendambakan petualangan. Oleh
karenanya, ia pergi ke Wina, Berlin, Munich, dan beberapa tempat lainnya,
tetapi Paris adalah tempat tujuannya, dan ia tiba di sana tahun 1831. Ketika
berada di Berlin ia bertemu dengan Mendelssohn tetapi terlalu malu untuk
memperkenalkan dirinya. Dalam salah satu perjalanannya sebelum menuju Paris, ia
mendengar “Ode for St. Cecilia’s Day” karya Handel. Ia menulis surat ke rumah,
“Karya itu hampir mendekati idealku tentang musik yang agung.”
Chopin dilahirkan dekat Warsawa.
Ayahnya, orang Prancis, datang ke Polandia untuk bekerja, namun setelah
perusahaan tempatnya bekerja bangkrut, ia bekerja sebagai guru privat dan
akhirnya mulai mendirikan kursus miliknya sendiri yang sukses. Banyak muridnya
berasal dari kalangan bangsawan, dan sejak awal Frédéric suka bergaul dengan
mereka yang berasal dari kalangan teratas. Ibunya adalah dayang seorang
countess, dan ia sendiri adalah keturunan bangsawan.
Suasana di rumah Chopin penuh
kasih sayang, sopan, dan artistik. Ada empat anak, dan keempatnya berbakat
musik. Sebagai satu-satunya anak laki-laki, pilihan Frédéric untuk kariernya
sudah pasti. Pada usia enam tahun ia sudah menjadi pianis andal, dan dipanggil
banyak orang sebagai Mozart yang lain. Pada usia delapan tahun ia melihat
komposisinya yang pertama dicetak. Komposisi itu merupakan sebuah polonaise,
tarian tradisional Polandia, yang semula dilakukan oleh kaum bangsawan.
Guru pertama Chopin, seorang
musisi yang andal, memperkenalkan murid mudanya yang luar biasa ini kepada Bach
dan juga mengizinkannya membuat improvisasi dengan bebas pada piano. Dalam
tahun-tahun berikutnya Chopin memainkan bagian-bagian dari Well-Tempered
Clavier karya Bach sebagai pemanasan sebelum memulai suatu konser. Ia menguasai
semua komposisi itu di luar kepala.
Dengan guru berikutnya, Joseph
Elsner, Chopin belajar komposisi. Ini merupakan saat yang sangat penting dalam
pendidikan musiknya. Sangat wajar bagi musisi dengan pendidikan lengkap seperti
Elsner untuk mendesak murid-muridnya menggubah sonata, simfoni, opera, dan
bentuk-bentuk musik lainnya untuk memperluas pemahaman mereka tentang banyak
kemungkinan yang ada bagi seorang komponis. Namun Elsner memiliki keputusan yang
sangat bagus. Ia tidak pernah memaksa gaya bermusik Chopin dan melakukan apa
saja yang ia mampu supaya bakat unik Chopin berkembang secara alami.
Di L’Abri Fellowship kami sering
ditanya, “Apa maksudnya menjadi kreatif? Bagaimana Anda mendefinisikan seorang
seniman yang kreatif?”
Chopin merupakan contoh yang
menarik. Ia sangat berkonsentrasi pada sudut pandangnya sendiri yang khusus dan
terbatas. Dalam usia muda ia memutuskan menciptakan musik semata-mata untuk
alat musik yang ia cintai. Musik tidak mengalir begitu saja dengan mudah dari
dirinya. Ia harus bekerja keras dan kadangkala disertai penderitaan yang berat
untuk menuntaskan tujuannya. Ia lebih menyukai bentuk musik yang pendek; dan
seperti tukang perhiasan mengerjakan permata yang langka, Chopin akan memoles
hasil komposisinya yang relatif sedikit hingga mendekati sempurna, sesuai yang
ia sanggup lakukan.
Penulis lain mengatakannya
demikian, “Ia mengolah dan menanami kebunnya sendiri.” Siapa pun yang pernah
melakukan persiapan menanam akan mengerti kerja keras yang harus ia lakukan
untuk mengolah dan menanam bunga dan sayuran.
Saat Chopin meninggalkan Polandia
dan keluarganya yang tercinta sebagai seorang pemuda berusia dua puluh tahun,
tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa ia tak akan kembali ke sana lagi.
Penulis biografi, Huneker, berkata, “Dengan penuh dukacita Chopin meninggalkan
rumah, orang tua, teman … dan pergi ke dunia dengan keyboard dan otak yang
dipenuhi musik nan indah sebagai senjata satu-satunya.” Kasihnya yang tidak berubah
kepada keluarganya merupakan salah satu sifatnya yang terbaik.
Orang Polandia menganggap Chopin
sebagai tokoh kebudayaan tertinggi yang pernah dihasilkan negara mereka. Ia
adalah jiwa musiknya Polandia. Salah satu ledakan dramatis terbesar dalam
literatur piano adalah Revolutionary Etude (Op. 10, No. 12). Ia menggubahnya
dengan perasaan yang mendalam tatkala ia mendengar bahwa Warsawa jatuh ke
tangan orang Rusia.
Ketika Chopin tiba di Paris pada
musim gugur tahun 1831, saat itu Prancis dalam kondisi stabil sementara, dan
kebangkitan dan kemakmuran nasional ditunjukkan dengan berkembangnya kesenian
di sana. Chopin telah menikmati kesuksesan yang terbatas, tetapi sebagai
komponis ia tahu bahwa “komposisi pianonya belaka” tidak akan terlalu digemari
di tengah kehidupan musik masyarakat Paris. Jadi sebelum meninggalkan Warsawa,
ia telah menyelesaikan banyak komposisi, termasuk Piano Concertos in F Minor
and E Minor, juga mazurka [tarian Polandia] dan sebagian besar Etude [karya
yang mengandung latihan untuk mengembangkan teknik main].
Ia hanya memiliki sedikit uang
tetapi dengan cepat memiliki teman-teman dari kalangan bangsawan, dan ada
berita yang mengatakan bahwa Chopin bersedia memberi les piano. Hampir dengan
segera ia memiliki murid lebih banyak daripada beberapa guru besar terbaik di
Paris. Muridnya – Pangeran ini, Countessitu, Duke itu, dan yang semacam itu –
tidak pernah membayar Chopin untuk les yang diberikan. Sebagai gantinya,
diam-diam mereka menaruh dua puluh atau tiga puluh franc pada rak di atas
perapian saat Chopin memandang jendela atau mengikir kuku jarinya. Ia terlalu
angkuh untuk menunjukkan kenyataan bahwa ia benar-benar membutuhkan uang itu.
Sisi pengajaran dari karier
Chopin tercermin dalam banyak etudenya, termasuk etude yang dianggap oleh
sebagian orang sebagai melodinya yang terhebat, yaitu Etude Op. 10, No. 3, dan
komposisi-komposisi yang digubah untuk dimainkan murid-muridnya. Komposisi itu
mencakup prelude, nocturne [komposisi yang bersifat tenang dan halus,
melukiskan suasana malam yang romantik], waltz, impromptu [karya musik yang
tampak seolah-olah diimprovisasi], mazurka, dan polonaise awal. Banyak dari
komposisi ini dipersembahkan kepada murid-muridnya.
Dengan cepat Chopin menghasilkan
uang yang cukup untuk merawat kudanya sendiri, hidup dengan nyaman, dan
berpakaian seperti seorang count. Dengan demikian ia dikenal dan disenangi di
kalangan yang lebih atas, meski ia hanya memiliki sedikit teman dekat. Schumann
membantu memperluas kemashyurannya, namun terlepas dari Schumann sekalipun,
Chopin sudah dikenal sebagai seorang jenius. Liszt, Berlioz, Hiller, Bellini,
dan Meyerbeer juga menjadi teman-teman yang mengagumkan.
Ke mana pun Chopin pergi, ia
diperlakukan istimewa layaknya seorang pangeran, dan kualitas yang mulia ini
dibawa ke dalam musiknya. Komposisi-komposisinya tak pernah tidak menarik atau
biasa-biasa saja. Chopin bukanlah pengekor komponis lain, ia seorang pemimpin.
Walau dikenal sebagai pianis
besar (improvisasinya membangkitkan rasa takjub), kesehatannya yang lemah
membatasi kenyaringan suara musiknya, dan sejak awal kariernya ia menyadari
bahwa sebaiknya ia tidak bermain di ruang aula yang besar. Dalam sejarah
permainan piano, tak ada contoh lain tentang reputasi yang melegenda sedemikian
hebat. Hal ini didasarkannya pada hanya tiga puluh kali pertunjukan di muka
umum yang Chopin berikan di sepanjang kariernya. Dalam salah satu konser
terakhirnya, bunyi yang dihasilkannya nyaris seperti suara berbisik dan tepuk
tangan penonton hampir sama lembutnya dengan permainannya.
Karya-karya Chopin menuntut
pemain piano tidak hanya menguasai teknik dan mutu dalam menekan tuts piano
dengan sempurna, tetapi juga penggunaan pedal secara imajinatif dan penggunaan
“tempo rubato” dengan hati-hati. Chopin menggambarkan hal ini dengan sedikit
mendorong atau menahan dalam memainkan bagian kalimat lagu di tangan kanan,
sementara iringan tangan kiri terus dimainkan dalam kecepatan yang tepat.
Pada pesta-pesta musik pribadi di
rumah-rumah yang indah milik teman-teman bangsawannya yang banyak inilah Chopin
dikenal dan dicintai sebagai pianis sekaligus komponis. Saat-saat itu pasti
merupakan malam yang menggembirakan. Kita dapat membayangkan Chopin dan Liszt
memainkan musik empat-tangan dengan banyak improvisasi dan mungkin Mendelssohn
atau Berliozlah yang membalikkan lembaran partiturnya.
Perlu disebutkan bahwa Chopin
memiliki pegangan yang kuat dalam hidup meski kesehatannya buruk. Sikap optimisnya
yang riang menolongnya. Di tengah-tengah frustrasi ia masih dapat tersenyum dan
bahkan bercanda tentang apa pun yang sedang menjengkelkannya. Namun orang dapat
mendengar aspek sedih dari hidupnya dalam musik Romantiknya yang melankolis.
Chopin suka berteman dengan
wanita, dan mereka menghargainya, namun karena kelemahan fisiknya dan sifat
pendiamnya yang ekstrem, ia tidak menikah. Sebelum datang ke Paris, ia berharap
untuk menikahi wanita bangsawan yang telah dikenalnya sejak kecil, tetapi ayah
si gadis keberatan karena tidak ingin punya menantu seorang musisi.
Chopin pernah menjalin hubungan
cinta beberapa kali, dan kerinduannya akan kasih sayang tampak pada
nocturne–nocturne yang digubahnya. Ketika akhirnya ia menerima kenyataan bahwa
hubungan cintanya dengan countess itu berakhir, kesehatannya terganggu, dan ia
menjadi sangat depresi; namun sebelum meninggalkan Polandia, ia menggubah
sebuah musik waltz untuknya, Op. 69, No. 1.
Dua orang teman mendesak Chopin
ikut dengan mereka ke Inggris. Mereka meyakinkannya bahwa perubahan suasana
akan memulihkan dan mengangkat rohnya yang tertekan. Namun yang terjadi justru
sebaliknya. Gabungan antara cuaca Inggris dan vitalitasnya yang sudah rendah
merusak paru-parunya yang lemah. Ia kembali ke Paris dengan pikiran dan tubuh
yang menderita, dan mungkin ia akan menyerah dalam keputusasaan jika penulis
George Sand, salah satu wanita yang luar biasa pada abad ke-19, tidak merasuki
hidupnya. Mereka bertemu dengan perantaraan Liszt pada musim dingin tahun 1836,
dan hampir segera setelah kedatangannya kembali dari Inggris, mereka tampak di
mana-mana berdua.
Sand lebih tua dari Chopin, dan
menjelang pertemuan mereka ia berada pada puncak kemashyurannya sebagai novelis
dan tokoh feminis. Bagi orang yang melihat sepintas lalu, tampaknya ia, wanita
yang mampu mengatur orang lain itu, bertanggung jawab atas sang musisi. Namun
sebenarnya tidaklah demikian. Chopin hidup dengan kondisi fisik yang lemah
dalam sebagian besar hidupnya dan belajar seni untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Karena kelemahan fisiknya yang parah kadang-kadang, ia terpaksa bergantung pada
orang lain untuk mendapatkan bantuan, tetapi dalam karya seninya ia menunjukkan
tingkat kepercayaan diri dan kemandirian yang mengagumkan.
Chopin sangat mengharapkan
kesempurnaan, dan keinginan ini mendominasi keseluruhan hidupnya. Dalam
hubungan yang tidak seperti biasanya dengan George Sand, niscaya ia mendapatkan
kestabilan emosi yang ia butuhkan, dan ia diberi waktu dan ketenangan untuk
membuat komposisi. Selama sembilan tahun berikutnya Chopin memasuki salah satu
masa yang paling produktif dalam hidupnya. Dalam ballade [lagu yang isinya
bersifat petualangan, berjiwa pahlawan atau romantis] yang penuh gairah,
scherzo [komposisi yang bersifat lelucon, ringan hati dengan tempo yang cepat
dan irama yang gesit] yang imajinatif, impromptu, dan karya-karya yang
terinspirasi sedemikian rupa seperti Fantaisie in F Minor, Barcarolle, dan
Berceuse, orang akan menemukan kesempurnaan yang ia perjuangkan.
Pada awal November 1838, Chopin
dan Sand, bersama anak-anak Sand dan seorang pembantu, pergi ke Pulau Majorca
mencari sinar matahari dan kehangatan. Namun sebaliknya, pulau itu basah,
dingin, dan tidak menyenangkan, terutama karena mereka tinggal di sebuah biara
Carthusian yang telah lama ditinggalkan. Seratusan tahun kemudian kami yang ada
di L’Abri mengunjungi biara itu pada hari yang cerah dan indah. Meski demikian,
bagian dalam biara tampak dingin dan suram. Bilik kecil yang lembab dan makanan
yang buruk nyaris menamatkan riwayat Chopin, dan akhirnya pelancong-pelancong
yang letih ini singgah di Marseilles hingga kondisi Chopin sudah cukup baik
untuk meneruskan perjalanan ke Nohant, tempat George Sand memiliki rumah musim
panas.
Kendati mengalami banyak
kesulitan di Majorca, Chopin kembali ke Prancis setelah menciptakan dua
polonaise, C Sharp Minor Scherzo, Prelude in A Major, No. 7 (salah satu
komposisinya yang paling pedih), dan 24 prelude (Op. 28). Ia memiliki salinan
prelude-prelude Bach dan dengan rendah hati ia mengatakan bahwa 24 preludenya
“hanyalah tulisan cakar ayam” jika disandingkan dengan 48 prelude Bach. Chopin
mencurahkan segenap hatinya untuk menggubah musiknya, dan mengunci dirinya
dalam kamar (atau dalam bilik kecil biara) kadangkala selama beberapa hari, untuk
mengerjakan dan mengulang sebuah komposisi.
Pada tahun 1847 persahabatannya
dengan George Sand berakhir dengan tiba-tiba. Dalam sebuah pertengkaran antara
George dan putrinya Solange, Chopin memihak Solange, dan akhirnya George Sand
tak tahan lagi. Bagi Sand, perpisahan itu tidak terlalu mengganggunya karena ia
sangat disibukkan oleh kegiatan menulisnya dan berbagai sebab lainnya. Namun
bagi Chopin, peristiwa itu benar-benar merupakan pukulan yang mematikan dan
menandai akhir dari kreativitasnya. Kondisi fisiknya memburuk dengan cepat, dan
ia tak pernah menggubah musik lagi.
Atas desakan teman Skotlandianya,
Jane Stirling, salah seorang muridnya yang kaya, Chopin pergi ke Inggris dan
Skotlandia di mana ia segera digemari oleh masyarakat modern. Ia berada dalam
stadium terakhir penyakit tuberkulosis dan begitu kehabisan tenaga sehingga
setelah memainkan musik di sebuah salon[pertemuan rutin tamu-tamu di rumah
seorang wanita dari kalangan atas], ia harus dibopong menuju kamar tidurnya dan
digantikan bajunya oleh pembantu prianya.
Ia kembali ke Paris di mana
revolusi masih memanas. Ia hampir tidak mempunyai uang lagi, tetapi untungnya
keluarga Stirling memberinya hadiah yang besar untuk menopangnya pada masa-masa
akhir hidupnya. Saudara perempuannya Louise datang dari Polandia untuk
merawatnya. Ia bertahan hidup dalam penderitaan yang sangat hingga dini hari
tanggal 17 Oktober 1849. Negara Polandia yang selalu terbuka untuk Chopin sejak
ia meninggalkan Warsawa tahun 1830 serasa ikut terkubur bersamanya. Kuburannya
di Père-Lachaise Cemetery terletak di antara makam Cherubini dan Bellini.
Tak diragukan bahwa Chopin
mendapatkan rasa aman dan kedamaian pikiran yang mempercepat kematangan akhir
dari kejeniusannya karena kasih sayang dan perhatian George Sand. Masa yang
baru dalam hidupnya diawali dengan B Flat Minor Sonata, G Major Nocturne, Op.
37, No. 2, dan F Sharp Impromptu, yang semuanya diciptakannya pada masa pertama
kali ia tinggal di Nohant. Sejak itu hingga tahun 1846 saat-saat musim panasnya
ia lewatkan di Nohant di mana ia tidak hanya menggubah tetapi juga menikmati
kunjungan penyanyi besar Pauline Viardot dan pelukis Delacroix, yang lukisan
dramatisnya atas diri Chopin kini tergantung di Louvre.
Di sepanjang hidupnya Chopin suka
menyanyi, dan secara khusus ia memiliki kasih terbesar pada komponis opera
Italia Bellini. Musik Frédéric Chopin menghendaki pembagian kalimat lagu yang
halus dan nada yang bernyanyi. Karena keunikan gaya musiknya, orang dapat
langsung mengenali musik Chopin, yang sudah sepantasnya disebut “penyair
piano.”
Biografi - Franz Schubert
Franz Peter Schubert (31 Januari
1797 -- 19 November 1828) adalah seorang komposer asal Austria. Dia menulis
sekitar 600 "lieder" (musik untuk vokal atau permainan piano
tunggal), 9 simfoni (termasuk "Unfinished Symphony" yang terkenal),
musik liturgi, opera, serta musik untuk skala besar dan solo piano. Terkhusus,
dia terkenal karena keorisinalitasan melodi dan harmoni yang disusunnya.
MASA MUDA DAN PENDIDIKAN
Schubert lahir di Wina pada 31
Januari 1797. Ayahnya, Franz Theodor Schubert, anak seorang petani Moravia,
adalah jemaat sebuah gereja sekaligus kepala sekolah; ibunya, Elizabeth Vietz
adalah putri dari seorang ahli pembuat kunci di Silesia dan pernah menjadi
pembantu rumah tangga sebuah keluarga di Wina sebelum dia menikah. Ayahnya,
Franz Theodor adalah seorang guru terkenal, dan sekolahnya yang berada di
Himmelpfortgrund -- salah satu dari sembilan distrik yang ada di Wina -- sangat
populer.
Pada usia lima tahun, Schubert
mulai diajar secara rutin oleh sang ayah dan setahun kemudian didaftarkan di
sekolah Himmelpfortgrund. Pendidikan formal musiknya juga dimulai pada waktu
yang bersamaan. Ayahnya terus mengajarkannya dasar-dasar bermain biola. Pada
umur tujuh tahun, Schubert diajar oleh Michael Holzer. Pelajaran dari Holzer
kebanyakan berisi percakapan dan ekspresi kekaguman, dan Schubert juga belajar
lebih banyak dari perkenalannya dengan seorang magang ramah yang sering
mengajaknya ke gudang piano di lingkungan sekitar di mana dia diberi kesempatan
untuk berlatih menggunakan peralatan musik yang lebih baik. Latihan awal
Schubert yang tidak memuaskan semakin nyata ketika kesempatan para komposer
pada saat itu untuk berhasil sangat kecil, kecuali bisa tampil di depan umum
sebagai pemain. Sampai akhirnya, pendidikan musik Schubert yang amat kurang
tidak pernah tercukupi.
Pada bulan Oktober 1808, Schubert
diterima sebagai murid di Stadtkonvikt (sekolah asrama agama kerajaan) melalui
beasiswa paduan suara. Di sekolah itulah Schubert diperkenalkan dengan lagu
pembukaan dan simfoni karangan Mozart. Keterbukaannya terhadap
komposisi-komposisi tersebut dan juga beragam komposisi yang lebih ringan
lainnya, yang dipadukan dengan kunjungannya secara berkala ke opera, mendasari
pengetahuan musiknya yang lebih luas lagi.
Sementara itu, kejeniusannya
mulai muncul dengan sendirinya dalam komposisi yang dia buat. Antonio Salieri,
komposer musik terkemuka pada masa itu, menyadari bakat pria muda itu dan
memutuskan untuk melatihnya dalam bidang komposisi musik dan teori musik.
Komposisi awal Schubert di ruang musik kentara dengan jelas karena pada waktu
itu, setiap hari Minggu dan hari libur, di rumahnya ada kelompok musik kwartet
di mana kedua saudara laki-lakinya memainkan biola, ayahnya memainkan cello,
dan Franz sendiri bermain biola alto. Orkestra amatir tersebut merupakan titik
awal kariernya, di mana setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai menulis
banyak komposisi. Selama tinggal di Stadtkonvikt, dia menulis banyak sekali
musik, beberapa lagu, berbagai komposisi musik untuk piano, dan di antara upaya
ambisiusnya, "Kyrie" (D.31) dan "Salve Regina" (D.27),
oktet atau sebuah komposisi untuk delapan alat musik tiup (D.72/72a) -- yang
dikarang untuk memperingati kematian ibunya tahun 1812 -- sebuah
"cantata" (D.110), lirik dan musik, untuk hari baptis ayahnya pada
tahun 1813, dan tugas akhir sekolahnya, simfoni pertamanya (D.82).
Pada akhir 1813, dia meninggalkan
Standtkonvikt dan masuk ke sekolah ayahnya sebagai guru di kelas pemula.
Sementara itu, ayahnya menikah lagi, kali ini dengan Anna Kleyenboeck, putri
pedagang sutra dari desa Gumpendorf. Selama lebih dari dua tahun, pemuda itu
terus melakukan pekerjaan yang sangat membosankan, dan prestasinya biasa-biasa
saja. Namun, ada sesuatu yang dapat menebus kebosanannya. Dia mendapat kursus
komposisi secara pribadi oleh Salieri, orang yang lebih banyak melatih Schubert
daripada pengajar lainnya.
TAHUN-TAHUN TERAKHIR DAN KARYA
BESARNYA
Pada tahun 1823, muncul seri lagu
pertama Schubert, "Die schöne Müllerin" (D.795), yang liriknya adalah
puisi karangan Wilhelm Müller. Karya ini, bersama-sama dengan seri lagu
berjudul "Winterreise" (D.911; yang teksnya juga dari Müller) secara
luas dianggap sebagai salah satu titik puncak lieder. Lagu "Du bist die
Ruh" (Kamu adalah keheningan/kedamaian) (D.776) juga dibuat pada tahun
ini.
Pada musim semi 1824, dia menulis
oktet pada kunci F (D.803), "A Sketch for a Grand Symphony"; dan pada
musim panas, ia kembali ke Zeliezovce, saat dia tertarik pada idiom Hongaria
dan menulis "Divertissement a l`Hongroise" (D.818) dan "String
Quartet" di A minor (D.804). Beredar isu bahwa ia mengalami cinta yang
bertepuk sebelah tangan dengan muridnya, Puteri Karoline Eszterházy; jika hal
itu benar, para ahli sejarah tidak mengetahui detail mengenai kisah tersebut.
Meski asyik dengan dunia panggung
dan kemudian dengan tugasnya sebagai pejabat, ia memiliki banyak waktu menyusun
nada pada tahun-tahun tersebut. "The Mass in A flat" (D.678) selesai
dikerjakan dan "Unfinished Symphony" (Symphony No. 8 di B minor,
D.759) mulai dikerjakan pada tahun 1822. Pertanyaan mengapa simfoni itu
"tidak selesai" tidak henti-hentinya diperdebatkan sampai sekarang.
Sampai 1824, selain karya yang tersebut di atas, ada pula versi seruling dan
piano lagu Trockne Blumen, dari seri lagu Die schöne Müllerin. Ada juga sonata
untuk permainan piano dan "arpeggione" (alat musik petik enam senar)
(D.821). Pada masa kini, musik ini biasanya dimainkan dengan cello atau biola
alto dan piano, meski telah ada beberapa perubahan aransemen atas musik ini.
Hal-hal tak menyenangkan yang
terjadi pada tahun-tahun terakhir ini diimbangi dengan kekayaan dan kebahagiaan
pada tahun 1825. Penerbitan bergerak lebih cepat; tekanan akibat kemiskinan
sempat berkurang sementara waktu; pada musim semi ada liburan yang menyenangkan
ke Austria bagian Utara, di mana Schubert disambut dengan antusias. Selama tur
inilah dia berhasil menciptakan "Songs from Sir Walter Scott". Seri
lagu ini berisi lagunya yang terkenal dan disukai, yaitu "Ellens Dritter
Gesang" (D.839). Lagu ini sekarang lebih terkenal, meski disalahartikan
sebagai "Schubert`s Ave Maria". Pada masa ini, ia juga menulis
"Piano Sonata" di A minor (D.845, Op. 42) dan "Symphony No.
9" (di C mayor, D.944) yang diyakini terselesaikan pada tahun berikutnya,
tahun 1826.
Dari 1826 sampai 1828, Schubert
terus menetap di Wina; ia hanya melakukan kunjungan singkat ke Graz pada tahun
1827. Sejarah hidupnya selama tiga tahun ini lebih lebih singkat daripada
catatan mengenai komposisi-komposisi yang diciptakannya. Ada beberapa peristiwa
yang layak untuk disebutkan selama periode ini. Pada tahun 1826, dia
memersembahkan sebuah simfoni untuk "Gesellschaft der Musikfreunde"
dan mendapatkan honorarium (uang jasa) sebagai imbalannya. Pada musim semi
1828, untuk pertama kalinya dan sekali sepanjang masa kariernya, dia menggelar
konser musik untuk umum yang mendapat respons sangat baik. Namun
komposisi-komposisi itu sendiri cukup untuk membuat biografinya.
Tahun 1827, Schubert menulis seri
lagu "Winterreise" (D.911), sebuah mahakarya lagu kolosal (musik ini
dipentaskan dengan luar biasa di Schubertiades), "Fantasia" untuk
piano dan biola di C (D.934), dan trio dua piano (B flat, D.898; dan E flat,
D.929); pada tahun 1828, "Song of Miriam", "Mass pada
E-flat" (D.950), "Tantum Ergo" (D.962) di kunci yang sama,
"String Quintet" di C (D.956), "Benedictus to the Mass"
kedua di C, 3 piano sonata terakhir, dan koleksi lagu-lagu yang diterbitkan
kemudian dengan nama imajinatif "Schwanengesang"
("Swan-song", D.957), yang meski sesungguhnya bukan sebuah seri lagu,
namun tetap menggunakan kesatuan gaya antara masing-masing lagu, menyentuh
tragedi yang benar-benar tidak dikehendaki dan hal gaib yang tidak wajar. Enam
dari lagu-lagu ini, liriknya ditulis oleh Heinrich Heine, yang kumpulan
puisinya, "Buch der Lieder", diterbitkan pada musim gugur.
"Symphony No. 9" (D.944) tercatat tercipta pada tahun 1828, dan
banyak murid Schubert pada era modern (termasuk Brian Newbould) meyakini bahwa
simfoni ini ditulis tahun 1825 -- 1826, diperbaiki untuk dipentaskan pada tahun
1828. Dalam minggu-minggu terakhir hidupnya, dia mulai merancang irama untuk
"Symphony" di D (D.936A) yang baru.
Karya-karya selama dua tahun
terakhir masa hidupnya mengungkapkan perenungannya yang semakin dalam mengenai
sisi gelap jiwa manusia dan hubungan manusia, dan dengan rasa yang lebih
mendalam mengenai kesadaran spiritual dan konsep "alam baka",
mencapai kedalaman yang luar biasa di beberapa lagu bertemakan kegelapan pada
masa itu, khususnya pada seri-seri lagu yang lebih besar, (lagu "Der
Doppelgaenger" meraih klimaks yang luar biasa, menyampaikan kegilaan
terhadap realisasi penolakan dan kematian yang kian mendekat, namun dapat
menyentuh ketenangan dan ketenteraman alunan nada "String Quintet"
(komposisi untuk lima alat musik petik). Schubert mengekspresikan harapannya,
yakni untuk dia dapat bertahan dalam menghadapi penyakitnya, untuk lebih
mengembangkan pengetahuannya mengenai harmoni dan nada.
KEMATIAN
Schubert meninggal pada usia 31,
pada hari Rabu, 19 November 1828, di apartemen saudara laki-lakinya, Ferdinand,
di Wina. Pada pukul tiga pagi "seseorang melihatnya telah berhenti
bernapas". Atas permintaannya sendiri, dia dikuburkan di samping
Beethoven, orang yang sangat ia kagumi sepanjang hidupnya, di area pemakaman
desa Währing. Pada tahun 1888, kuburan Schubert dan Beethoven dipindahkan ke
Zentralfriedhof, di sebelah kuburan Johann Strauss II dan Johannes Brahms.
Tuesday, September 19, 2017
All Power All Glory - JPCC
Verse:
C2 |
I Have Seen Your Glory |
D |
I Have Heard Your Fame Lord |
C2 |
Now I Stand In Awe Of |
Em | D/F# | G |
All You’ve | Done |
C2 | |
Your Sp | lendor’s Like The Sunrise |
D |
Power’s In Your Hands |
C2 | |
Now | I Will Sing And Shout Of |
Em | D/F# | G | C |
All You’ve | Done |
Chorus:
G | D |
All Power, | All Glory |
Em | C |
Praises Be Un | to You Forever |
G | D/F# |
My Soul Sings | As I Bring |
Em | C |
My Life To W | orship You My Majesty |
Bridge:
Em | |
You Alone, In You Al | one |
C | G | |
I Will Li | ve, I Will | Move |
D/F# | |
And Have My | Being |
Music by Sidney Mohede, Daniel Sigarlaki, Steve Tabalujan, Ucok Radjagukguk, Arvid Gunardi, Andre Hermanto
Lyrics by Sidney Mohede
Arranged by Daniel Sigarlaki
Lyrics by Sidney Mohede
Arranged by Daniel Sigarlaki
As Long As I Live - JPCC
Intro : A E F#m D
A E F#m D
A E F#m D
Verse:
A | E |
Let Me Enter In Your | Place |
With All The Weak And Strong
F#m | |
And | Young And Old |
D | |
The Rich And Poor And | Tired Souls |
A | E |
Leave My Worries On The | Floor |
And Let My Faith Be Strong
F#m | |
As I’m | Covered By Your Grace Abound |
D | |
And | Love So Strong |
Pre-Chorus
Bm | F#m |
Now I Lay Down My | Life |
D | E | |
To Honor And | Worship In This | Place |
Bm | F#m |
And I’m Down On My | Knees |
D | E | |
To Bring This | Offering And | Praise |
Chorus:
A | Esus4 |
Holy Holy | God Almighty |
F#m | |
The | Earth Be Filled With |
D |
Peace And Glory |
A | Esus4 |
(Mercy Grace And | Love Surround Me) |
Jesus Savior My Defender
F#m | |
Your | Name Be Honored |
D |
As Long As I Live |
Music and lyrics by Sidney Mohede
Arranged by Steve Tabalujan
Arranged by Steve Tabalujan
Lagu Kristen: Christian Song
Chord Guitar: lyric: True Worshiper
BersamaMu - JPCC
Verse:
C | Em | |
Eng | kau Ada Ber | samaku |
F |
Di Tiap Musim Hidupku |
Dm | G | F/C | C | G |
Tak Pernah Kau Biar | kan ‘ku Sen | di | ri |
C | Em | |
Ke | kuatan Di | Jiwaku |
F |
Adalah Bersama-Mu |
Dm | G | F/C | G |
Tak Pernah Kuragu | kan Kasih- | Mu |
Chorus:
C | CMaj7 | F | |
Bersama- | Mu | Bapa Kulewa | ti Semua |
Dm | G | C | Gsus4 | |
Perkena | nan-Mu Yang | Teguhkan | Hatiku |
C | CMaj7 | F | |
Engkau Yang | Bertindak | Memb’ri Per | tolongan |
Dm | G | C | |
Anugrah- | Mu Besar Me | limpah Bagi | ku |
Words & Music : Sari Simorangkir
Lagu Kristen: Christian Song: JPCC; True Worshiper;
Chord Guitar: Piano
Datang ke hadirat Tuhan
C
Datang ke hadirat Tuhan
Dm
Dengan hati yang penuh sukacita
G
Datang ke hadirat Tuhan
C
Dengan senyum dan muka yang gembira
C
Tanggalkan beban dan kesedihan yang ada
F
Di dalam hatimu
C Am
Kenakan jubah pujian
Dm G C
Sambut hadirnya Sang Raja
G C
Dan gunung-gunung pun
A7 Dm
Bersorak-sorai memuji Dia
G
Dan pohon-pohon pun
C
Bertepuk tangan memuji Dia
G C
S'kalian kita di sini
F
Berkumpul dan memuji Dia
C
Yesus Tuhan Raja
Am Dm
Dialah yang bertahta
G C
Diatas pujian..
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)